Saturday, October 29, 2011

Paspampres Kecolongan Lagi ?

Paspamres kecolongan lagi ? ini bukan berita main-main dan hal sepele. Beberapa hari lalu ,seorang tukang kebun hotel di Bali dengan 'pede' nyelonong masuk ke samping panggung tempat presiden SBY dan tamunya duduk, plus beragam hasil bumi buah kerjanya. Tak pelak si tukang kebun kebun beserta sepeda digelandang pasukan paspampres ke balik panggung untuk diamankan. Belakangan, si tukang kebun lugu tersebut dilepas aparat kepolisian karena dianggap tindakannya bukan kesengajaan dan sama sekali tidak membahayakan Presiden.

Kemarin, kembali Paspampres dibuat malu oleh ulah nekat seorang mahasiswa Bandung, ketua Hima Persis (Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam) yang dengan gagah berani maju ke depan panggung Wakil Presiden Budiono sambil membentangkan poster bertuliskan " Sumpah Serapah 28 Okotober 2011" beserta sederet kalimat provokatif yang cukup 'subersiv'. Keruan saja, pasukan pengaman presiden bergerak cepat dan segera meringkus pemuda pemberani tersebut ke markas pengamanan, berikut sejumlah 'ketupat bengkulu' dan tendangan yang mendarat di wajah dan tubuhnya.

Pikiran saya, yang jadi soal bukan seberapa cepat pasukan pengamanan presiden bertindak mengamankan sang penyusup. Baik sengaja atau tidak. Tapi kenapa kelalaian yang fatal ini dapat terjadi ditengah penjagaan super ketat yang biasanya menjadi standar pengamanan kepresidenan. Untung saja yang 'menyusup' hanya seorang tukang kebun atau mahasiswa nekat yang hanya membawa poster. Andai saja yang menyusup adalah sosok yang berniat kurang bagus, maka dapat dibayangkan apa yang terjadi buat keselamatan pimpinan negara. Bisa saja terjadi insiden pelemparan bom, penembakan, atau apa saja yang mengerikan.

Menurut yang saya tau, dua minggu atau satu bulan sebelum kepala negara/wakil hadir disuatu lokasi, maka lokasi tersebut telah disterilkan oleh Paspampres. Semua pihak yang mondar mandir di area tersebut dipelajari dan dicatat. Beragam pertanyaan akan diberikan kepada pihak panitia perihal faktor-faktor yang menjadi titik rawan dan kritis demi pengamanan kepala negara. Mulai dari tukang masak, resep masakan, siapa saja kokinya, sampai pada sterilisasi zona acara sampai radius tertentu. Dua malam atau satu malam sebelum acara, 'venue' pasti disidik oleh team penjinak bom dengan metal detector. Dulu saja waktu Bill Clinton hendak ke Jakarta, di  perempatan Ciliitan Jakarta Timur, ada sosok-sosok tegap bule dari CIA dan Secret Service (paspampres-nya USA) tegak mengamati persimpangan tersebut, entah apa maksudnya. Mungkin karena Cililitan dekat dengan bandara Halim Perdanakusumah, tempat mendaratnya tamu negara. Begitulah seriusnya soal pengamanan kepala negara ini.

Pengamananpun biasanya dibagi atas tiga ring pengamanan. Ring satu pastilah pasukan paspampres dengan segala kehebatan perlengkapannya. Ring dua, paspampres bekerja sama dengan aparat pengamanan lokal TNI dan kepolisian. Bahkan di ring terluar, pasti ada sepasukan TNI bersenjata lengkap yang ikut mengamankan lokasi. Di Madiun, beberapa tahun lalu bahkan sampai enam ribu personil TNI dilibatkan di ring terluar untuk pengamanan kepala negara...!!!

Pendeknya, dengan pengamanan yang begitu super ketat, seekor kecoa pun tidak mungkin lolos ke zona keamanan presiden dan wakil presiden..!!! itu sudah pasti ..!!!

Tapi mengapa oh mengapa...Lhadalah..!! seorang tukang kebun dengan topi belel dan wajah penuh keluguan, sempoyongan pula, berhasil menerabas semua kredo suci pengamanan seorang kepala negara ? membawa sepeda pula yang untungnya tidak diisi bom olehnya. Atau seorang mahasiswa bisa lolos memasukkan poster provokativ ke dalam arena acara ?

Saya menduga kecolongan ini pastilah karena standar kewaspadaan, secara tak sengaja, diturunkan oleh beberapa petugas. Teori "tak seekor kecoapun boleh lolos" pastilah tidak dilaksanakan dengan baik. Zona pengamanan pada ring satu tidak final di bersihkan agar orang tidak dengan mudah bisa menerobos.

Lalu pada siapa hal ini dipesalahkan ? ya jelas komandan lah..!! tidak ada prajurit yang gagal, yang ada sang Jenderal yang lengah..!!!

Keteledoran ini mutlak harus diperbaiki, disipilin pengamanan harus ditegakkan dengan hitungan sempurna. Kalau perlu ganti sang komandan Paspampres sekarang juga. Demi keselamatan kepala negara. Ini usul yang rasional saya kira. Terima Kasih.

No comments:

Post a Comment

Mengkritisi Pajak bagi Pelaku UMKM

Pelaku UMKM Indonesia sedang kesal. Pasalnya, setelah merampungkan revisi PP Nomor 46 tahun 2013 (Tarif PPh Pasal 4 Ayat 2 / ...