Tuesday, August 14, 2012

BUALAN SEORANG AYAH KEPADA ANAK-ANAKNYA

Malam belum begitu larut, baru pukul 10.00 wib. Seorang Ayah bersama kedua putranya sedang mengobrol ditempat tidur sambil menatap langit2 kamar. Ayahnya ditepi ranjang, sementar putranya yang berumur 3,10 tahun ditengah dan si sulung dikepala ranjang. 
"Memangnya Ayah dulu pejuang..?" tanya si sulung sambil memainkan kaki.
"iya, dulu Ayah komandan di kawasan Bekasi - Cikarang" jawab sang Ayah
"berarti Ayah punya senjata ? anak buah ada berapa yah..? tanya si sulung lagi.
"ya, Ayah dulu megang M-16, jaman tahun 47 udah ada M-16, anak buah Ayah sekitar 200 orang, semuanya jagoan" jawab sang Ayah lagi.
"M-16 kan punya Amerika yah, memang Ayah dulu dibantu Amerika ? lawannya siapa yah? 
"Amerika itu dulu memang membantu kita, lawan Belanda"
"Wah, tapi Ayah sering sebel sama Amerika..? si sulung protes, sementara sikecil bolak balik menoleh ke arah Ayah dan sisulung, karena ia ada ditengah2 mendengarkan percakapan, tentunya sambil ngemut botol susu kesayangannya.
" Ya Amerika itu memang kadang2 nyebelin, tapi kadang2 bikin kangen." kata sang Ayah 
"Ah, Ayah gimana sih, ke kanan ke kiri.." protes si Sulung
"bener, Amerika memang kadang ke kanan, kadang ke kiri.." bela sang Ayah sebisanya
Kemudian hening sebentar, si sulung berbalik memeluk guling disebelahnya, sementara sang Adik menatap mata ayahnya, tetap sambil ngemut botol susu.
"Dulu temen Ayah pejuang yang paling terkenal siapa ? " tanya si sulung lagi
"Slamet Saroyo...!" jawab sang Ayah
"Siapa tu Yah? daerah mana dia berjuang ?"
"Dia didaerah jawa tengah, Yogya. Belanda banyak yang mati kena pelurunya." lanjut Si Ayah
" dia punya anak buah? " 
"punya, 200 orang juga"
"kok sama?"
Ya sama, orang satu divisi..!"
"Divisi itu apa Yah"
"Satu kesatuan pejuang daerah" si Ayah mulai gelagepan.
" Sekarang masih hidup teman Ayah itu ?" si sulung melanjutkan lagi.
"udah gugur, kena khianat orang kita juta, akhirnya dia gugur .." 
"khianat gimana Yah? " 
" ya dia gugur karena pengkhianatan bangsa sendiri, yang rakus sama duit" jelas sang Ayah
"kasian ya Yah" tutur si sulung
"Sudah nasib..!" kata si Ayah
Tiba-tiba si kecil mendadak melepas botol susu dari mulutnya dan bertanya: " gigi sebelah kiri Ayah kok boyong..?" tanya sikecil dengan logat cadelnya
"Wah kalo ini dulu ketembak belanda pas di mulut, kena gigi, ya bolong, "
"Terus pelurunya kemana Yah?" si sulung menimpali
"Ayah telan...!" sembarangan si Ayah menjawab
"hah..? Ayah sakti dong..." seru si sulung dengan kaget.
"ya Ayah sakti tapi masih kalah sakti dengan monyet sipit" jawab si Ayah
"Monyet sipit siapa tu Yah "
"Namanya Anggodo, saktinya luar biasa, bisa terbang ke langit, bisa ngilang, bisa berubah ujud jadi jendral, bisa nakut-nakuti presiden dan bisa gak ditangkep-tangkep sama penegak hukum.." sang Ayah menjelaskan dengan perasaan jengkel
" ilmu apa tu Yah..?" si sulung penasaran
"Ilmu Kudu..!"
"Kudu apa ?"
"KUDU BANYAK DUIT..!!!"putus si Ayah
Malam semakin larut. Si sulung dan si kecil terdiam sambil menatap langit-langit. Sang Ayahpun terdiam, juga menatap langit-langit kamar. Diluar, suara jangkrik berderik-derik. Sayup-sayup deru motor lewat masih terdengar. 
"Kudu Banyak Duit...!" si sulung berkomentar pelan sambil membalikkan badan, memeluk guling kesayangan. 


-Pril Huseno-

No comments:

Post a Comment

Mengkritisi Pajak bagi Pelaku UMKM

Pelaku UMKM Indonesia sedang kesal. Pasalnya, setelah merampungkan revisi PP Nomor 46 tahun 2013 (Tarif PPh Pasal 4 Ayat 2 / ...