Tuesday, August 14, 2012

IKUT LOMBA PUKUL KENDI


Kemarin ramai sangat perayaan 17 an di distrik Pulo, Jatinegara Barat, Jakarta, tempat aku pulang ke rumah asal dan nongkrong bersama komunitas pinggiran jalan, nama ini berarti gaul dengan tukang parkir, kuli angkut barang, copet yg lg ngaso, preman tunggu mangsa, sopir angkot, pe'cun atau perek tanggung, dan tukang2 jajanan yg hilir mudik setiap saat.
Tapi kemarin benar-benar hari ceria buat semua angkatan, maksudnya "kelas" dalam terminologi marxis. Peringatan 17 an di Kp Pulo diwarnai aneka macam permainan yg dipanitiai oleh ibu-ibu gang 1 dekat rumah, yg rela berkeringat untuk mensukseskan acara. Kebanyakan mereka adalah istri dari pejuang2 sektor informal kota, (atau bahasa kaum pergerakannya kaum marjinal), atau kaum miskin kota menurut term-nya neng wardah hafidz boss Urban Poor Concorcium/UPC (?).
Diadakanlah aneka lomba untuk semua angkatan yang mau partisipasi, setelah dimintai sumbangan Rp. 10,000,- bagi kelas borjuasi perkotaan (ciee..), dan gratis bagi kaum terpinggirkan (xi xi..). Ada lomba joget sambil bikin ketupat diiringi musik dangdut (gila betul), lomba makan kerupuk, lomba ambil duit di manggis tp manggisnya dilumuri oli, lomba pukul kendi isi Rp. 15,000 dan rokok Djarum sebungkus, lomba masukkan pinsil ke botol, dll.
Terpingkal aku ketika ibu-ibu yg sehari2nya sedih sambil dengar lagu Mansyur S "Penantian" ini ikut lomba joged dangdut sembari membuat anyaman ketupat; ya jelas gak fokus. goyangan mereka sungguh a'udzubillah, jauh dari goyang sexynya Mulan Jameela ataupun Syahrini ataupun gemulai tarian si Mpok Siti Maryam, "mbok jgn dibandingkan" pikirku. Belum lagi riuh rendah sorak sorai hadirin wal hadirot, anak-anak dan orang tua, sungguh riuh.
Tepat bila dikatakan keriaan diperayaan agustusan ini sebagai metode "pembuka tutup botol" dari ketegangan dan kesumpekan sosial yang ampuh. Semua uneg2 dilepaskan lewat teriakan dan tawa berderai-derai.

Tetapi nilai dari pesta rakyat yang satu ini amat beda dgn pesta rakyat spt pemilu kemarin. kalau pemilu, rakyat hanya disuruh nyontreng, kemudian melongo melihat perebutan "kue" kekuasaan dan pesta pora para elit serta bingung melihat pengadilan para koruptor, yg ini mereka betul-betul tulus merayakannya, semua tumpah jadi satu.
Tiba giliran memukul kendi dengan mata tertutup, aku putuskan utk terjun serta. "ayo Om, ayo Oom.." seru anak-anak. "gampang.." kataku dalam hati, gitu aja pada gak bisa. memang kulihat tadi para peserta semua meleset memukul kendi yang digantung dgn bambu lk. 1/2 meter diatas kepala, kebanyakan peserta kesulitan menata akurasi pukulan, agar pas ke arah kendi.
Segera aku maju ke arena, dgn diam-diam kuhitung langkah kaki dr posisi bawah kendi sampai ketempat panitia, lurus 15 langkah..pasti pas..!!. Panitia segera menutup mataku dgn kain, dan kupegang pemukul kasti yg diberi. Tapi setelah mataku ditutup, tiba-tiba panitia berseru:" putar...!!" Wah, tubuhku diputar panitia kearah kiri sebanyak 5 kali. Ampun, pusing bukan kepalang. Kepala berat dan gelap tambah gelap. Sesaat aku rasanya mau jatuh krn pusing. :Ini pasti gejala strooke.." ujarku dlm hati sambil mengumpat. Usia sudah 45 lewat.
Sejak diputar itulah, serasa terbang semangat pejuang. Rasa PD ku bubar bar bar.. ., ah, klau begini pasti gagal. kembali aku mengumpat dalam hati kepanitia.
Ketika panitia dan hadirin berteriak " ayo jalan Oom.." aku mau tak mau dan terpaksa melangkah juga. Aih, mak.. berat nian.., hoyong kaki ke arah kanan,. rupanya ada panitia yg mengawalku disisi kanan agar tak jatuh ke got. rupanya mereka sdh siap, setelah diputar pasti peserta kontan seperti pemabuk berat 7 botol bir. jalan saja sdh tidak oriented.
Benar, orientasi arahku kacau tak keruan. menyesal aku meremehkan peserta dan permainan ini." Makanya jangan blagu dan sombong..".sesalku. Kupaksa terus melangkah, tapi langkah kaki kok seperti berat. hitungan 15 langkah tadi bubar sudah. tidak kepake..!!. hehe..
Sebentar-sebentar panitia meluruskan arah langkahku- makhluk Tuhan paling tak berdaya ini- agar tak terperosok ke got. Ooooh ..pantita, tega nian dikau..rupanya begini rasanya habis diputar 5 kali tadi, pantas peserta pada mabok, pikirku. Semua analisa arah, kompas dan akurasiku hancur total bagai kena rudal saddam. hah..!!
Pengunjung bersorak sorai, "ayo...ayo...terus...teruuss oom..."kata mereka. Aku susah payah melangkah, bagai pemabuk berat yg kehabisan uang, lutut serasa bergetar, tak tentu arah. Pemukul baseball kupegang dengan kedua tangan. Mengusahakan agar terus maju walau seperti bayi belajar melangkah.
Akhirnya sampai juga ke bawah kendi yg digantung tadi. " kurang dua langkah oom.." teriak anak-anak, riuh sekali. yah, aku maju lagi 2 langkah, dengan menyeret kaki pelan2. Aduh mak. berat nian perjuangan ini. mending disuruh demo atau bikin kerusuhan saja pikirku. malu campur grogi teraduk jadi satu. Tadi gagah perkasa dipanggil Om-om, sekarang seperti orang kena penyakit sawan. limbung.
Sampailah hamba sahaya dari pengunjung ini ke bawah kendi, ah..ini pasti kena, pikirku. Orang ramai berteriak-teriak:"pukul-pukul...!!" seru mereka. Wah ini pasti aku punya point kalau kena, minimal perbaiki gengsiku. masak gak kena. orang sudah pas dibawahnya. Om-om keren lagi. Lagipula mereka sudah teriak-teriak, anak dan ibu-ibu, serta para remaja. Ini harus sukses. yakin aku.
Kuangkat pelan-pelan itu pukul baseball, aih bergaya aku bagai Musashi dalam novel jepang yg membawa samurai, siap-siap membabat lawan. Disitulah aku bergaya bagai film-film ninja. Keren memang. Kedua tangan diatas kepala sambil memegang pukulan, amboi,,,persis seperti Musashi pikirku. Pengunjung sudah riuh rendah tak karuan, tak jelas lagi apa yg mereka teriakkan. mungkin krn yg berlaga ini Om Prill yang mereka lihat sehari-hari keren dgn gaya modisnya. sambil lewat utk sholat menuju mushalla di bawah. Itu klau aku sdg berkunjung ke distrik itu.
Kutahan sebentar pukulanku, "biar mantap pecahnya.." sombongku dlm hati. Kalau pecahnya mantap kan spt film laga beneran. "Pyaaaa...rrr' khayalku. pasti pengunjung bersorak.
Agak 15 detik kemudian, dgn sekuat tenaga kuayunkan pukulan baseball ke arah kendi diatas kepalaku.."hup..hyaaaaatt....!!!" teriakku sekuat tenaga bagai membabat musuh dgn samurai tajam terhunus.
"Wuuuuuuuu.............ttttt..!!!" ah..,, tanganku terayun kedepan atas kepalaku, tapi kok...? KOSONG...!! hah...!! kok enteng sekali..? kok tak ada bunyi barang pecah...? kok tanganku kosong tidak kena apa-apa? waah..
"HIYYAAAAAAAAAAAAAAA......!!! teriak penonton beramai-ramai dan serentak. Rupanya aku memukul tempat kosong. TIDAK KENAAAA...!!!" teriak penonton lagi..Horeeeee......
Hah..malu benar aku, rupanya aku gagal. judulnya : " G A G A L ..!!"
Malu benar aku...terbang lagi semangatku, bayangan gaya film laga musnah sudah. Makanya jangan sombong Priiiillll...sergahku dalam hati. jangan remehkan orang kecil...!!"pikirku. mereka itu jago-jago dan terlatih dikehidupan pahit tiap hari. Itu tadi aku memang sengaja dikompori agar memukul dan merasakan kecewa dan malu krn tidak kena. mereka sudah tahu. sialan..!!! dikerjai aku..!! Selamat tinggal film laga..!!!

Kampung Pulo, 17 Agustus 2009.
-Pril Huseno-

No comments:

Post a Comment

Mengkritisi Pajak bagi Pelaku UMKM

Pelaku UMKM Indonesia sedang kesal. Pasalnya, setelah merampungkan revisi PP Nomor 46 tahun 2013 (Tarif PPh Pasal 4 Ayat 2 / ...