Thursday, April 26, 2018

Mengincar Posisi Lima Besar Ekonomi Dunia

Indonesia bakal berada di peringkat 5 dari 32 negara yang diproyeksikan jadi kekuatan ekonomi terbesar dunia tahun 2030. Proyeksi Pricewaterhouse Coopers (PwC) itu ditelisik dari produk domestik bruto (PDB/ GDP) tiap negara sesuai paritas daya beli (purchasing power parity –PPP). Empat negara teratas, Jepang 5,6 triliun dolar AS; India 19,51; Amerika Serikat 23,47; dan China 38 triliun dolar AS. Seoptimistis itukah dunia menilai geliat Indonesia?

Dengan perkiraan PDB 5.424 triliun dolar AS, Indonesia mengungguli Rusia, Jerman, Brasil, Meksiko, Inggris, dan Perancis. Padahal potensi ekonomi dunia yang lebih dikenal malah BRIC (Brasil, Rusia, India, China). Mengapa Rusia dan Brasil bisa tersalip Indonesia? 

Setelah Perancis,  21 negara ber-PDB di bawah 3 triliun dolar AS adalah Turki, Arab Saudi, Korsel, Italia, Iran, Spanyol, Kanada, Mesir, Pakistan, Nigeria, Thailand, Australia, Filipina, Malaysia, Polandia, Argentina, Bangladesh, Vietnam, Afsel, Kolombia, dan Belanda.

Dalam The long view: how will the global economic order change by 2050?, laporan pemeringkatan 32 negara berdasarkan nilai konstan 2016 itu, PwC menemukan selama 13 tahun terakhir beberapa negara ternyata bertahan di daftar teratas. Tapi tak sedikit negara yang tergelincir. Tren itu akan berfluktuasi hingga tahun 2030. Seperti apakah dinamika perekonomian global itu?

Ekonom Inggris Angus Madison dalam Monograph 2007: Contours of the World Economy in 2030 AD, punya temuan 10 peringkat teratas yang sama. Yang menarik malah temuan Proyek Statistik Madison atas 15 ekonomi terbesar dari PDB/PPP sesuai Statistik Sejarah Ekonomi Dunia: 1-2008 AD. Ternyata Indonesia selalu masuk 15 besar sejak era kolonial Hindia Belanda. Tahun 1870 peringkat 11; juga 1880. Tapi 1900 turun ke 12. 1910 kembali 11, juga 1920. 1930 naik 10, 1940 tetap. Begitu merdeka  tahun 1950 anjlok 14. Juga 1960. Tahun 1970 akibat gejolak 1965 tergusur dari 15 besar. Lalu trends membaik tahun 1980 dari 14, 1990 naik ke 13, 2000 ke 12, 2010 jadi 11. Mungkin itu pertanda, bukan mustahil 13 tahun lagi jadi peringkat 5. Realistiskah?

Besaran populasi ternyata ikut menentukan peringkat. Berarti consumption lead growth. Mumpung dikaruniai bonus demografi, mampukah SDM kita mengolah SDA dan semua potensi, termasuk prospek “Ekonomi Syariah”?

Apa pendapat Anda? Watyutink?
(dpy)

(Baca Tanggapan Selengkapnya di Watyutink.com)

No comments:

Post a Comment

Mengkritisi Pajak bagi Pelaku UMKM

Pelaku UMKM Indonesia sedang kesal. Pasalnya, setelah merampungkan revisi PP Nomor 46 tahun 2013 (Tarif PPh Pasal 4 Ayat 2 / ...